Sebelum pandemi corona, paspor Amerika Serikat dapat digunakan untuk melakukan perjalanan dengan bebas. Namun ketika beberapa negara menutup perbatasan mereka dan menghentikan penerbangan sebagai respon penyebaran coronavirus, sebagian besar dunia tiba – tiba tidak dapat melakukan perjalanan yang tergolong tidak penting (nonessential travel).
Setidaknya dalam bulan – bulan musim panas, dan mungkin seterusnya, virus ini telah mengatur siapa yang dapat pergi kemana, dengan persyaratan apa. Dalam jangka pendek, memiliki paspor tertentu tidak lagi dapat menentukan level pergerakan seperti sebelumnya – hierarki telah berubah. Bukan lagi ekonomi dan hubungan diplomatik yang biasanya menentukan hak istimewa perjalanan internasional, unsur penentu baru telah muncul : sebaik apa suatu negara telah menghindari atau mengatasi coronavirus.
Sebagai contoh, Yunani, destinasi popular dengan tingkat penularan yang rendah, akan membuka kembali pariwisata internasional pada 15 Juni. Setelah maju mundur selama beberapa minggu, negara ini telah merampungkan kebijakan baru mereka di mana pengunjung tidak akan diperlakukan sama. Pelancong yang terbang dari bandara yang beresiko tinggi, seperti yang ditentukan oleh European Aviation Safety Agency – termasuk bandara di Italia, Perancis, Inggris dan Amerika Serikat – harus karantina mandiri selama seminggu (atau karantina yang diawasi selama dua minggu apabila mereka positif). Sebaliknya, pelancong dari bandara dari negara – negara termasuk Slovenia, Latvia dan Lebanon akan lebih mudah masuk dibandingkan warga negara Inggris atau Amerika Serikat. “Pembatasan perjalanan dikarenakan alasan kesehatan telah membuat dunia lebih kecil,” kata Gloria Guevara Manzo, presiden World Travel and Tourism Council UK.
Bersambung bagian 2
Sumber : Washington Post
Penerjemah : Arum Apriliyana
Terakhir diperbaharui 17 Januari 2024