Berita

Gandeng Polri, Intelijen Imigrasi Asah Ketajaman Pemrofilan Target Menggunakan Teknologi

Gandeng Polri, Intelijen Imigrasi Asah Ketajaman Pemrofilan Target Menggunakan Teknologi

Jumat, 12 Agustus 2022 Penulis: Ajeng Rahma Safitri Editor: Muhammad Fijar Sulistyo Direktorat Intelijen Keimigrasian (Ditintelkim) gelar penguatan keterampilan intelijen terhadap personil di Bidang dan Seksi Intelijen Keimigrasian seluruh Indonesia pada Selasa-Jumat, 2-5 Agustus 2022. Pelatihan yang diisi oleh Pusat Pendidikan Intel Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri itu dimaksudkan mencegah potensi spionase dan penyelundupan secara profesional, yang disertai dengan praktik lapangan. Membuka pelatihan tersebut, Direktur Intelijen Keimigrasian, Ratna Pristiana Mulya mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan wujud pelaksanaan supervisi dan bimbingan teknis oleh Direktorat Intelkim. Tujuannya yakni meningkatkan sumber daya manusia yang unggul dalam melaksanakan tugas intelijen keimigrasian. “Kegiatan ini dapat menjadi target kerja Direktorat Intelijen Keimigrasian. Saya berharap para peserta mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh karena setiap pelaksanaan kegiatan akan dievaluasi. Selanjutnya, evaluasi akan digunakan sebagai tolok ukur agar dapat mengadakan kegiatan penguatan intelijen lanjutan hingga tahap mahir,” tutur Mulya. Di sisi lain, narasumber pelatihan, AKBP Setiabudi menjelaskan produk intelijen beserta proses pengolahannya, sumber pull data, penyelidikan, pengamanan hingga penggalangan intelijen. “Kegiatan intelijen tetap dilaksanakan dengan intelijen murni, namun penerapan hasilnya untuk penegakkan hukum,” tuturnya. Pemrofilan (profiling) target juga menjadi salah satu materi terpenting yang disampaikan dalam penguatan intelejen keimigrasian tersebut. Para peserta dituntut untuk memahami dan dapat menerapkan analisis dan pemetaan target, digital profiling, aplikasi dan perangkat analisis untuk profiling target. Profiling target merupakan sebuah metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data terkait terduga teroris dan aktivitas terorisme di Indonesia. Kegiatan ini dilanjutkan dengan data mining, dimana data yang terkumpul dianalisis untuk dibaca pola perilakunya. Hasilnya kemudian digunakan untuk analisis terhadap tingkat risiko seorang individu (risk profile) berdasarkan indikator risiko tertentu. “Jangan sampai kita salah sasaran dalam pelaksanaan intelijen. Harus ada pembagian tugas yang jelas antar anggota tim untuk posisi pengamatan. Ingatlah untuk bersikap sealami mungkin,” imbau AKBP Setiabudi.

Terakhir diperbaharui 17 Januari 2024