TOKYO, JEPANG - Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi menyerahkan secara simbolis paspor elektronik (e-paspor) yang diterbitkan pertama kali oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo kepada gadis berusia 10 tahun dari Warga Negara Indonesia yang tinggal di Jepang, Oulaya Nur Shofia, pada Jumat, 26 Juli 2024 pukul 16.00 waktu setempat. Momen tersebut menjadi bagian dari Peluncuran Layanan E-paspor pada KBRI Tokyo yang juga disaksikan langsung oleh masyarakat dan pelajar Indonesia di Tokyo.
Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Duta Besar Indonesia untuk Jepang - Maria Renata Hutagalung, Kepala Bank Indonesia di Tokyo - Imad Sahabat, Kepala Bank Negara Indonesia di Tokyo - Yudhi Zufrial, Kepala Pertamina di Tokyo - Fuadi A. Nasution serta Secretary General of Asian Productivity Organization, Indra P. Singawinata.
KBRI Tokyo merupakan Perwakilan Indonesia ketujuh yang melayani penerbitan paspor elektronik setelah Singapura, Seoul (Korea Selatan), Den Haag (Belanda), Jeddah (Arab Saudi), Los Angeles (Amerika Serikat), dan Berlin (Jerman). Hadirnya layanan tersebut menjawab animo serta kebutuhan warga negara Indonesia (WNI) di wilayah akreditasi KBRI Tokyo akan e-paspor.
Pada tahun 2023, KBRI Tokyo telah menerbitkan 8.974 paspor di mana terdapat sekitar 149.101 WNI yang tercatat bermukim di Jepang. 73,8% di antaranya atau sekitar 110.103 orang bermukim di wilayah kerja KBRI Tokyo yang meliputi 30 prefektur pada enam regional (Hokkaido, Tohoku, Chubu, Kanto, Kansai, Chugoku, Shikoku, Kyushu). Di tahun 2024, jumlah penerbitan paspor meningkat signifikan di mana setiap bulannya terdapat sekitar 1400 hingga 1600 permohonan paspor. Angka ini mencerminkan tingginya kebutuhan akan pelayanan imigrasi yang cepat dan efisien.
“Setelah seluruh kantor imigrasi di indonesia sudah 100% bisa menerbitkan paspor elektronik Januari lalu, kita merambah ke luar negeri. Saya mulai dari yang ada atase imigrasinya lebih dahulu. Saya mencatat, selanjutnya Osaka, kemudian KJRI Frankfurt dan Hamburg di Jerman yang akan masuk daftar tunggu perwakilan yang bisa menerbitkan e-paspor,” jelas Silmy dalam kesempatan tersebut.
Silmy melanjutkan bahwa perluasan layanan e-paspor dibutuhkan agar paspor Indonesia semakin kuat di mata dunia.
“Kita ini masuk anggota G20, negara maju. Karena itu penting penduduknya punya mentalitas negara maju. Kita perkuat security paspornya dengan e-paspor, tapi pemegangnya juga harus tertib. Jangan ada yang melanggar, overstay di negara orang. Hal-hal ini ditambah dengan hubungan baik antar negara melalui asas resiprokal menjadi daya ungkit peringkat paspor kita,” sambung Silmy.
Silmy juga tidak menampik bahwa e-paspor juga memberikan tambahan confidence, terutama saat pengajuan visa ke negara lain. Paspor elektronik tidak hanya meningkatkan keamanan data pribadi pemegang paspor, tetapi juga memudahkan proses imigrasi di berbagai negara yang telah menerapkan sistem yang sama.
“Hadirnya layanan e-paspor di sini kami harapkan bisa memberi kenyamanan bagi WNI terutama yang tinggal di wilayah akreditasi KBRI Tokyo. Enggak perlu lagi pulang ke Indonesia supaya bisa mendapatkan e-Paspor,” tutup Silmy.
Terakhir diperbaharui 28 Juli 2024