Berita

Meski Berstatus Resmi, Puluhan TKA Asal Tiongkok Sembunyi Jika Ada Razia Imigrasi

Meski Berstatus Resmi, Puluhan TKA Asal Tiongkok Sembunyi Jika Ada Razia Imigrasi

Puluhan tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok yang bekerja di proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara, Teluk Sepang, Kota Bengkulu kocar-kacir berlari ke tepi pantai bersembunyi ketika petugas Imigrasi setempat melakukan inspeksi mendadak (Sidak).

Menurut Darwis, salah seorang warga yang menjadi saksi dirinya sudah beberapa kali menyaksikan langsung TKA asal Tiongkok di proyek PLTU Teluk Sepang sering lari ke tepi pantai jika ada Sidak petugas Imigrasi dan Disnakertran Bengkulu.

"Saya tidak mengerti kenapa mereka lari. Padahal, setahu saya mereka resmi masuk ke Bengkulu," kata Dawis (34), salah seorang warga Bengkulu yang bekerja di proyek tersebut, di Bengkulu, Kamis (13/6/2019).

Dijelaskan, TKA asal Tiongkok yang bekerja di PLTU batu bara Teluk Sepang, Kota Bengkulu tersebut, mayoritas tidak bisa berhasa Indonesia dan Inggris, sehingga sangat sulit berkomunikasi dengan orang lain.

"Mungkin lantara tidak bisa berbahasa Indonesia dan Inggris mereka takut dengan petugas Imigrasi dan Disnaker Bengkulu, dan memilih lari bersembunyi ke tepi pantai agar tidak banyak pertanyaan dari petugas Imigrasi dan Disnaker tersebut," ujarnya.

TKA asal Tiongkok yang bekerja di proyek PLTU Teluk Sepang milik PT Tenaga Listri Bengkulu itu, tidak hanya sebagai tenaga ahli, tapi juga banyak sebagai pekerja kasar, seperti tukang kayu, tukang batu dan pekerjaan berat lainnya.

"Cukup banyak Pak, TKA asal Tingkok yang bekerja di PLTU Teluk Sepang. Saya tidak mengerti kenapa mereka banyak mempekerja TKA dari pada warga Bengkulu sendiri. Padahal, TKA tersebut kebanyakan bukan tenaga ahli," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Hasan, (46), warga Teluk Sepang, Kota Bengkulu. Ia mengatakan, sudah sering TKA asal Tiongkok yang bekerja di proyek PLTA Teluk Sepang bersembunyi ke tepi pantai jika kedatangan petugas Imigrasi dan Disnakertrans Bengkulu ke proyek tersebut, seperti yang terjadi pada Rabu (12/6).

"Ada sejumlah warga TKA Tiongkok melarikan diri ke tepi pantai saat petugas Imigrasi dan Disnakertrans Bengkulu menggelar razia orang asing di proyek tersebut. Saya tidak tahu persis kenapa mereka lari bersembunyi ke tepi pantai setiap kali ada razia dari Imigrasi dan Disnakertran Bengkulu," ujarnya.

Padahal, informasi yang saya peroleh mereka bekerja di proyek PLTU Teluk Sepang, Kota Bengkulu, berstatus legal alias resmi.

Kepala Kantor Imigrasi Bengkulu, Samsu Rizal membenarkan pihaknya bersama instansi terkait menggelar razia TKA di proyek PLTU Teluk Sepang, Kota Bengkulu untuk mencocok data TKA yang dimiliki Imigrasi dengan data yang ada di pihak perusahaan.

"Kami bersama petugas Kanwil Kemkumham Bengkulu menggelar keberadaan TKA di proyek PLTU Teluk Sepang guna memastikan data pekerja asing yang kami miliki dengan data yang ada di pihak perusahaaan yang mempekerjakan mereka di proyek tdrsebut," ujarnya.

Dari hasil pengecekan tidak ditemukan ada TKA ilegal, terutama asal Tiongkok yang bekerja di proyek PLTU Teluk Sepang tersebut. "Mereka semuanya memiliki dokumen resmi tinggal sementara," ujarnya.

Menyinggung soal rekaman video ada sejumlah TKA asal Tiongkok yang berlari ke semak-semak dan tepi pantai saat petugas Imigrasi menggelar orang asing di proyek PLTU Teluk Sepang, Samsu Rizal meminta masyarakat bila menemukan TKA ilegal segera melaporkan ke Kantor Imigrasi Bengkulu.

"Silakan warga Bengkulu melapor ke Imigrasi bila mengetahui ada TKA ilegal yang bekerja di daerah ini, termasuk TKA asal Tiongkok yang di proyek PLTU Teluk Sepang. Jika benar ada TKA ilegal bekerja di Bengkulu, segera kita proses dan TKA bersangkutan kita deportasi dari Bengkulu," ujarnya.

Seperti diketahui proyek PLTU berbahan bakar batu bara tersebut berkapasitas 2 x100 megawatt (MW) berlokasi di Teluk Sepang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu. Pembangunan proyek energi ini didanai modal asing dari Tiongkok.

PLTU Teluk Sepang, Kota Bengkulu mulai dibangun pada tahun 2017 lalu dan diharapkan selesai dan berproduksi pada akhir tahun 2019 ini. Daya listrik yang dihasilkan PLTU Teluk Sepang, selain digunakan untuk kebutuhan masyarakat Bengkulu juga akan dijual ke daerah lain.

Terakhir diperbaharui 17 Januari 2024