Berita

Jepang tidak siap menghadapi masuknya pekerja asing (7)

Jepang tidak siap menghadapi masuknya pekerja asing (7)

Dalam kenyataan, Jepang hanya memiliki sedikit pilihan, dan sepertinya harus menerima keadaan bahwa negara ini harus mengizinkan lebih banyak pekerja asing dan akan  melalui perubahan sosial dan ekonomi yang drastis dalam beberapa dekade ke depan.

Mereka yang menentang masuknya tenaga kerja asing umumnya berargumen bahwa pemerintah harus mengutamakan para wanita dan lansia untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja.

Masalahnya, negara ini telah mengalami kekurangan tenaga kerja sebagaimana yang disebutkan di atas. Menurut Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi, dari 37,25 juta wanita angkatan kerja berusia 15 sampai 64 tahun, berdasarkan data per November 70 persen sudah memiliki pekerjaan, “Sekarang, banyak industri menghadapi kekurangan tenaga kerja, para perempuan dan pensiun laki-laki dapat dengan mudah mencari peluang kerja bagi mereka,” ujar Tomoko Shimodaira, seorang pejabat pada Asosiasi Perawatan Gedung dan Bangunan Jepang (JBMA)

Para pekerja di bidang industri perawatan kebersihan gedung, satu dari 14 sektor yang akan dibuka bagi pekerja asing, telah lama diisi  oleh para wanita dan pensiunan laki-laki.

Tetapi saat ini sangat sulit untuk  mendapatkan mereka, kata Shimodaira.

Dalam survei tahunan kali  ini, 87,9 persen dari 2800 perusahaan anggota JBMA menulis “sulit” dalam melakukan perekrutan, sebagai jawaban tentang permasalahan utama yang sedang mereka hadapi. Sementara di tahun 2002 jawaban ini hanya berada di angka 17,6 persen saja.

“Jika para pensiunan dan wanita tidak lagi tertarik dengan industri jasa ini, para pekerja asing yang akan menjadi satu-satunya harapan kami,” katanya.

Terakhir diperbaharui 17 Januari 2024