Ethan Baron, San Jose Mercury News
Hanya dua minggu! Waktu yang dibutuhkan tenaga kerja asing (TKA) bidang teknologi untuk memperoleh izin bekerja dari pemerintah Kanada, sementara untuk izin yang sama di Amerika Serikat (AS) membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan.
Disaat pemerintahan Presiden Donald Trump meningkatkan pengawasan untuk pemegang visa H-1B (visa non-imigran khusus untuk pekerja yang memiliki keahlian tinggi di bidang TI, keuangan, matematika, sains, kedokteran, arsitektur, dll. untuk bekerja di AS) sekaligus mewacanakan untuk melarang pasangan mereka bekerja di AS, Pemerintah Kanada justru semakin agresif dalam menjaring talenta asing dari Lembah Silikon dan berbagai wilayah pusat pengembangan teknologi di AS.
Para tenaga kerja di Dallas-Forth Worth (Texas) menjadi salah satu konsentrasi terbesar pemegang visa H-1B, yakni sebanyak 74.000 orang dalam periode 2010-2016, urutan kedua di AS, menurut Pusat Penelitian Pew (Pew Research Center)
Pemerintah Kanada tidak menyatakan bahwa program ini akan meningkatkan kekhawatiran dan ketidakpastian dalam situasi kebijakan visa dan imigrasi di AS. Akan tetapi para pengamat mengatakan program “Strategi Tenaga Ahli Global”, yang memberikan izin bekerja kepada serupa dengan visa H-1B milik AS, diluncurkan untuk menarik minat TKA bidang teknologi yang memiliki kemampuan tinggi untuk bekerja di Toronto, Montreal, atau Vancouver.
Walaupun imigran hanya mencakup 20 persen populasi di Kanada, akan tetapi menurut data pemerintah mereka merupakan setengah dari penduduk Kanada yang memilki ijazah sarjana dibidang sains, teknologi, mesin, dan matematika.
Sebelum program ini diluncurkan, proses permohonan izin bekerja di Kanada bisa memakan waktu hingga bulanan.
“Kebijakan ini dengan cepat menarik orang-orang dari Lembah Silikon,” ungkap Asha Kaushal, profesor di Sekolah Hukum British Columbia yang mendalami hukum keimigrasian.
Terakhir diperbaharui 17 Januari 2024