Berita

Imigrasi Digital: Akankah Pembukaan Perekrutan Global akan Menjadi Masa Depan (1)

Imigrasi Digital: Akankah Pembukaan Perekrutan Global akan Menjadi Masa Depan (1)

Clay Kellogg

CEO Terminal, perintis yang mengubah cara perusahaan teknologi yang maju untuk memperkerjakan dan mempertahankan pekerja teknologi.

Di masa lalu, ketika perusahaan butuh untuk memperkerjakan pegawai baru untuk mengisi lowongan pekerjaan penting, biasanya dibutuhkan relokasi fisik pekerja tersebut. Imigrasi selalu dipandang sebagai suatu cara bagi perusahaan berkembang untuk membawa pekerja baru ke suatu negara, tapi itu juga memerlukan banyak dokumen dan proses.

Presiden George H.W. Bush menandatangani Undang – Undang Imigrasi tahun 1990 untuk menciptakan program H-1B untuk membantu perusahaan Amerika memenuhi kurangnya pekerja di bidang yang membutuhkan ahli seperti penelitian, tehnik dan program komputer. Sejak 30 tahun lalu, mereka yang terbaik dan paling cerdas di dunia telah berkontribusi dan berpengaruh besar pada perusahaan Amerika. Namun, dikarenakan adanya pembatasan dan kebebasan pegawai, hanya 2 dari 100 pekerjaan yang diisi oleh pekerja dengan program H-1B.

Perubahan untuk bekerja jarak jauh di masa ini telah memicu perubahan dinamis antara pekerja dan atasan. Pekerja sekarang ini telah mengetahui bahwa mereka tidak harus pindah kota atau negara bagian untuk bekerja di suatu perusahaan. Menurut survei terakhir perusahaanku, 40% teknisi di Kanada dan Meksiko mengatakan bahwa mereka tidak ingin datang ke Amerika. Terlebih lagi, data LinkedIn tentang pola migrasi kota di tengah pandemi menunjukkan bahwa di kota metropolitan besar di Amerika seperti New York dan San Fransisco, orang yang meninggalkan kota telah jauh melebihi kedatangan dan turun lebih dari 20% dari April sampai Agustus tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari perbatasan fisik yang ditutup lockdown, kita sekarang melihat lahirnya kembali imigrasi digital – perkembangan alami perubahan digital, ide perusahaan modern dan pekerja terhubung litas batas melalui teknologi digital, meningkatkan kesempatan dan akses tanpa relokasi. Sesuai dengan statistik Badan Tenaga Kerja, 35,4% pekerja Amerika bekerja daring pada bulan Mei ketika Amerika sedang dalam masa lockdown penuh. Pandemi Covid-19 telah menjadi titik di mana semua berubah dalam hitungan minggu, meningkatkan cara bekerja jarak jauh melalui internet dan menawarkan opsi pilihan. (Tr/AA)

sumber : Forbes

 

Terakhir diperbaharui 17 Januari 2024