Berita

Ditjen Imigrasi Gelar Audiensi Komunikasi Publik dengan Satgas Covid-19, Dubes RI di Singapura Tekankan Kesadaran Publik Selamatkan Bangsa

Ditjen Imigrasi Gelar Audiensi Komunikasi Publik dengan Satgas Covid-19, Dubes RI di Singapura Tekankan Kesadaran Publik Selamatkan Bangsa

Senin, 16 Agustus 2021 pukul 15.30 WIB Penulis: Ajeng Rahma Safitri Editor: Muhammad Fijar Sulistyo JAKARTA – Direktorat Jenderal Imigrasi menggelar Audiensi Komunikasi Publik dengan tim komunikasi publik Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 pada Senin (16/08/2021). Audiensi yang diselenggarakan secara virtual tersebut diinisiasi oleh Humas Direktorat Jenderal Imigrasi, yang pada kesempatan tersebut diwakili oleh Kepala Bagian Humas dan Umum, Arya Pradhana Anggakara, Kepala Sub Bagian Humas, Achmad Nur Saleh, serta beberapa staf yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan informasi pada Direktorat Jenderal Imigrasi. Di sisi lain, tim komunikasi publik Satgas Covid-19 diwakili oleh Ketua Tim Komunikasi Publik Satgas Covid-19, Hery Trianto, Direktur Pemberitaan MNC TV, Apreyvita Dyah Wulansari, dan pakar kehumasan, Troy Pantouw. Tak hanya itu, audiensi virtual juga dihadiri oleh tamu spesial, yakni Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo, atau yang lebih akrab dengan sapaan Tommy. Ia diketahui merupakan sosok yang berperan aktif sebagai salah satu think tank pada program-program komunikasi publik Satgas Covid-19. Pada kesempatan tersebut, Hery Trianto memaparkan bahwa satu dari delapan target Satgas Covid-19 yang sangat krusial yaitu sosialisasi secara masif. “Dalam hal ini, kami menjalankan arahan presiden yakni komunikasi yang partisipatif dan membangun, guna menciptakan perubahan perilaku pada masyarakat agar lebih disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan”, tuturnya. Ia melanjutkan, untuk mencapai hal tersebut dilakukan kolaborasi dengan media serta komunitas-komunitas di masyarakat. “Dari bulan Januari 2021, tercatat hampir 1.500 kabar hoax tersebar di masyarakat. Dengan bantuan rekan-rekan media, kami melakukan klarifikasi terhadap informasi yang keliru itu. Kami melakukan persuasi narasi 3M (Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun) secara konsisten, akan tetapi sebagian besar dititikberatkan pada penggunaan masker. Itu karena ternyata, berdasarkan data, masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan malas menggunakan masker ketika angka penyebaran Covid-19 di wilayahnya menurun”, tandas Hery. Selaras dengan pernyataan Hery, Dubes RI untuk Singapura, Suryopratomo mengungkapkan, mengajak peran serta masyarakat dalam menumpas pandemi Covid-19 bukanlah perkara mudah. “Inti dari komunikasi publik adalah mengubah perilaku masyarakat. Oleh karenanya kami ajak jurnalis sebagai agen perubahan. Kami mengimbau media bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat. Ini hal yang simpel, namun membuatnya menjadi habit tidaklah mudah”, ujar mantan pewarta berita itu. “Tidak hanya media, pemuka masyarakat seperti pemuka agama juga dilibatkan dalam edukasi protokol kesehatan Covid-19 kepada publik”, lanjutnya. Hal tersebut mendukung program kampanye “Iman, Aman dan Imun” dengan pesan bahwa menjaga keamanan diri dan lingkungan dari wabah merupakan bagian dari keimanan seseorang. Tommy mengatakan, kesadaran masyarakat akan pentingnya pelaksanaan protokol kesehatan adalah pamungkas untuk menyelamatkan bangsa dari terpaan pandemi. “Berikan edukasi dan pemahaman agar masyarakat menjaga dirinya, keluarganya, lingkungannya. Ini demi melindungi Republik dari kondisi yang parah ini. Dibutuhkan daya tahan yang sangat tinggi untuk menjalankannya, mudah-mudahan bisa dibangun sinergi. Semoga kita bisa menjalankan tugas tanpa terinfeksi Covid-19”, pungkasnya. Sementara itu, pakar kehumasan Troy Pantouw menyampaikan pentingnya komunikasi publik yang tertata. Tak sekadar mempertimbangkan isi pesan yang akan disebarkan, medium (kanal) penyampaian informasi menjadi faktor yang cukup signifikan. “Kombinasi penyebaran informasi di media sosial dan media konvensional harus dilakukan. Masyarakat dihujani berbagai informasi yang membuat mereka tidak fokus, mana yang harus dijadikan pedoman. Maka dari itu, kita sampaikan dengan pola-pola yang sederhana saja, disesuaikan dengan segmentasinya”, tandas Troy. Dalam menjalankan program-program komunikasinya, Tim Komunikasi Publik Satgas Covid-19 bersandar pada data-data yang didapatkan baik secara kuantitatif maupun melalui diskusi dengan tokoh masyarakat guna mendapatkan umpan balik. “Ada sistem dahsboard untuk mengetahui seberapa patuh masyarakat terhadap pesan-pesan protokol kesehatan. Hasilnya dilaporkan oleh 400 ribuan relawan sampai tingkat desa, bahwa 25% dari total desa di Indonesia kepatuhan memakai maskernya masih rendah. Itu dilihat dari presentase warga yang memakai masker di desa-desa tersebut adalah kurang dari 75%. Datanya naik dan turun mengikuti tingkat penularan tiap daerah”, jelas Hery Trianto. Mencermati data-data tersebut, Direktur Pemberitaan MNC TV Apreyvita menambahkan, kunci dari komunikasi publik adalah konsistensi. “Yang terpenting adalah memahami bahwa semua ini butuh waktu dan komitmen serta kejelasan tentang apa yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Kita melakukan penekanan pemahaman yang berbeda, misalnya saat angka penularan tinggi, ada fear tone yang dimasukkan dalam pesan terkait Covid-19. Tapi harus diimbangi dengan informasi bahwa kita ini memiliki harapan. Lalu saat angka penularan turun, maka kita diminta untuk diam sejenak”, ungkapnya. Direktorat Jenderal Imigrasi juga aktif dalam sosialisasi Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 18 Tahun 2021. Surat edaran yang efektif sejak 11 Agustus 2021 tersebut menjelaskan protokol kesehatan terbaru bagi pelaku perjalanan internasional yang subjeknya saat ini mengacu kepada Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. 27 Tahun 2021.  

 

Terakhir diperbaharui 17 Januari 2024