Kawasan perbatasan selalu mempunyai cerita dan keunikan tersediri. Bukan perbatasan namanya jika tidak memiliki karakteristik tersediri. Daerah perbatasan bagi sebagian orang selalu identik dengan daerah tertinggal dan memiliki berbagai macam permasalahan yg krusial mulai dari masalah pendidikan, sosial, infrastruktur maupun ekonomi.
Namun jika berbicara tentang kawasan perbatasan maka hal yg tak boleh di lupakan yaitu membicarakan perlintasan manusia di Tempat pemeriksaan Imigrasi yg merupakan pintu masuk dan keluar dari suatu negara. Salah satu lembaga negara yang memilki tanggung jawab dalam mempersilahakan seseorang masuk atau keluar wilayah Indonesia yaitu Imigrasi dengan semboyan "Bumi Pura Wira Wibawa" (penjaga pintu gerbang yang berwibawa).
Nama Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tarakan bagi sebagian orang mungkin masih awam terdengar. Namun, bagi mayoritas masyarakat Kaltara, nama Imigrasi Tarakan merupakan nama instansi yg selalu jadi perbincangan bagi masyarakat perbatasan yang ingin melakukan perjalanan lintas negara.
Terutama bagi masyarakat yg menuju kawasan Tawau-Malaysia, alternatif perlintasan yang dapat dilakukan melalui Badara Juwata Tarakan maupun melalui Pelabuhan Malundung.
Perlintasan melalui Pelabuhan Internasional Maludung merupakan perlintasan utama yg dipilih oleh masyarakat, disamping harga tiketnya murah tidak ada biaya bagasi mendorong angkutan kapal ini menjadi pilihan utama untuk berkunjung ke negeri jiran.
Aktivitas pelayanan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi Pelabuhan Internasional Malundung pada Sabtu (22/7) pun dilakukan seperti biasa.
Salah satu staf Imigrasi Tarakan melayani penumpang dengan ramah
"Lalu lintas orang yg keluar masuk wilayah Indonesia khususnya melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi Pelabuhan Malundung ini tidak sebanyak Tempat Pemeriksaan Imigrasi lainnya, sehari mungkin yg berangkat 60-80 orang dan yg datang juga sekitaran segitu, tapi jika liburan seperti mendekati lebaran kemarin kapal pasti terisi penuh, karena para TKI maupun warga Malaysia banyak yg merayakan lebaran di Indonesia", kata Kasubsi Lalulintas Keimigrasian, Suci Gustianur Ramadhan, SH yang diwawancarai pada Sabtu (22/7).
Terkait persolaan perangkat dan kendala yg dihadapi, beliau menyampaikan bahwa saat ini Imigrasi Tarakan masih mengunakan perangkat Mobile Border Control Management (BCM). Untuk perangkat statis belum terpasang karena banyak faktor.
"Jika kita telah mengunakan BCM yg baru maka setiap Warga Negara Asing ketika masuk ke Indonesia akan diupayakan pengambilan biometrik dan foto", tambahnya kembali.
Suci juga menjelaskan bahwa sejauh ini petugas juga melakukan antisipasi Tenaga Kerja Migran Indonesia (Buruh Migran atau TKI) yg bekerja ke Malaysia tidak melalui prosedur atau ilegal.
"Antisipasi kita lakukan berupa pemasangan informasi di sekitar area Pemeriksaan Imigrasi dan selektif dalam memeriksa paspor serta tujuan seseorang yg akan melakukan perjalanan keluar atau masuk Wilayah Indonesia", tutupnya.
Dari segi peningkatan pelayanan Publik di Tempat Pemeriksaan Imigrasi Pelabuhan Internasional Malundung disediakan jalur antrian prioritas bagi Penyandang Disabilitas, Lansia, Ibu dengan Bayi dan Ibu Hamil. Selain itu di sedikan pula kursi prioritas bagi orang-orang dengan kategori di atas.
Terkait pelayanan Keimigrasian di Pelabuahan Internasional Malundung, salah satu masyarakat yakni Siti Nurjanah memberikan apresiasi terhadap Petugas di Tempat Pemeriksaan Imigrasi Pelabuhan Internasional Malundung.
Dalam wawancara beliau menyampaikan bahwa Petugas Imigrasi Tarakan on time selama beberapa kali dia melakukan perjalanan selain itu Siti juga memuji jalur antrian yg ada.
Terlihat antrian yang teratur dari para penumpang
"Petugasnya on time, kita jadi tidak menunggu, malah kita yg ditunggu petugas. Kalo melakukan pemeriksaan juga ramah, penumpang yg lanjut usia dan anak bayi langsung didahulukan biasanya", tuturnya.
Lokasi Tempat Pemeriksaan Imigrasi di Pelabuhan Malundung sendiri memang belum sepenuhnya representatif masih banyak keterbatasan terutama soal pendingin ruangan, sterilisasi area pelabuhan, efektifitas jalur atrian dan perangkat pemeriksaan.
Namun itulah warna perbatasan dimana perbatasan selalu penuh dengan tantangannya sendiri. Semoga kedepan Pelabuhan Internasional ini dapat menjadi pelabuhan yg benar-benar Internasional bukan Pelabuhan Inernasional dengan rasa Konvensional.
Terakhir diperbaharui 18 Januari 2024